... Seinget gue, gue pindah ke suatu daerah, gue lupa tepatnya
dimana. Disitu, keluarga gue memulai kehidupan baru. Gue inget, rumah kita
terletak di suatu daerah ruko yang luas, yg terdiri dari beberapa ruko itu
sendiri, dan beberapa apartemen yg menjulang tinggi. Tapi bentuk ruko punya gue
agak sedikit berbeda. Untuk rumahnya, layaknya bangunan biasa, yg terdiri dari
beberapa kamar dan ruang keluarga. Tokonya yg berbeda. Tokonya terbangunan dari
sususan kayu2 panjang, menjulang sampai 2 tingkat, mirip seperti rumah pohon
yang luas. Disitu lah bisnis keluarga gue, yaitu restoran bernuansa alam.
Setiap sore, jam pulang kantor, restoran kayu itu selalu penuh dengan
pengunjung. Sampai pada suatu hari, as much as i can remember,
pengunjungnya membludak. Penuh sesak dengan anak2 muda. Entah itu momen apa,
gue gak inget sama sekali. Yg menyenangkan, ternyata dari sekian banyak
pengunjung, terdapat juga temen2 kuliah gue dulu. Jadi itu semacam ajang
reuni buat gue dan temen2. Gue bahkan sampai kewalahan mengurus pesanan
customer. But it was very fun. Sampai akhirnya menjelang malam, sekitar jam 8
an, restoran sudah mulai sepi karna “acara” mereka telah selesai. Gue dan
pegawai2 lainnya membereskan semua yg tersisa, mulai dari sampah sampai
peralatan makan yg kotor.
Selepas itu, gue memutuskan untuk berjalan sejenak mengitari
kawasan pertokoan daerah rumah gue ini. gue jalan, memandangi langit, dan
sampai pada suatu apartment dimana gue bisa melihat suatu ruangan yg didalamnya
terdapat sepasang kekasih yg sedang mengobrol. Gue memperhatikan mereka sangat
lama. Tetapi mereka sama sekali gak sadar kalau gue semacam jadi penonton
tunggal buat mereka. Dia terlihat cantik, rambutnya panjang, kulitnya putih,
sedang berbicara masalah kantornya. Setelah beberapa lama, gue melanjutkan
“perjalanan” gue. gue berhenti pada suatu taman, dan gue memutuskan untuk
berisirahat sejenak disitu. Memandangi langit, memandangi sekitar, menikmati
lelah dan penat.
Tak lama, gadis yg gue liat tadi berjalan keluar, sepertinya
ingin membuang sampah yg ia bawa dari apartemennya. Tak lama ia menoleh ke arah
gue, dan ia tampak sedikit kaget. gue hanya tersenyum. Tersenyum pasrah, karna
gue tau dengan pasti, ia gadis cantik yg gak bisa gue miliki. Dia berjalan ke
arah gue, dengan tergesa-gesa, dan senyumnya tak pernah berhenti terpancar dari
wajahnya. Beberapa detik kemudian dia duduk disebelah gue, dan memeluk erat
tangan gue. gue masih inget kata-kata yg dia ucapkan.
“aku kangen sama kamu. Kamu apa kabar?”
Kita berbincang-bincang, kemudian sampai pada suatu moment,
we kiss. It was a very romantic kissing. Beberapa detik kemudian, GUE
TERBANGUN!
Ini adalah kekecewaan terbesar dalam hidup gue. gue kecewa
kenapa itu cuma mimpi. Gue kecewa kenapa cerita mimpi yang sempurna itu
berhenti sampai disitu. I swear, i’m not lying about what i just told you. Itu
mimpi gue dan entah kenapa gue masih inget sedetail itu. Gue hampir nangis saat
terbangun dan menyadari itu cuma mimpi. Ini kekecewaan terbesar gue, karna
dalam kehidupan nyata, gue udah gak mungkin bakal ketemu lagi, gue kecewa, karna cuma “disitu” gue masih
bisa sama esta lagi.
“if only in dreams i could meet you, i would sleep forever.”